Advertisement

Responsive Advertisement

Fanfic - Hanya Perlu Menunggu - Jung Juniverse


Hanya Perlu Menunggu

Harris sangat terlihat senang bersama teman-temannya, teman cewek maupun teman cowoknya. Gea hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Hanya dari kejauhan. Karena Gea sadar, Harris pasti telah lupa dengannya.
Gea mengenal Harris waktu mereka satu sekolah di SMP dulu, karena Harris anaknya memang terkenal dan berprestasi, baik di akademik maupun seni, hal itulah yang membuat Gea kenal dan jatuh cinta dengan Harris, walaupun itu hanya sekedar cinta monyet. Selain itu, kepribadiannya juga yang baik dan banyak di senangi oleh teman-temannya menambah kekaguman Gea pda harrs. Namun, Gea tau Harris tak pernah mengenalnya, karena walaupun Gea satu sekolah dengan Harris, Gea bertahan di sekolah itu hanya selama 2 bulan, setelah itu dia harus pindah sekolah, karena ikut orang tuanya pergi ke luar kota. Di tambah lagi Gea adalah anak yang pendiam. Tak terlalu banyak pergaulan, karena tak suka keramaian.
Dan sekarang, Gea bertemu lagi dengan Harris. Satu kampus, namun beda jurusan. Sudah lebih dari 6 tahun, Gea memendam rasa itu, dan tetap bersemayam di hatinya. Entah suatu saat nanti dia akan berjalan di koridor kampus, berpapasan dengan Harris kemudian nabrak, dan saat itu Harris bisa kenal dengan Gea, atau orang tua Harris dengan orang tuanya yang akan menjodohkan mereka. Sungguh musahil.
“Heyy, ngelamun aja”. Tiba-tiba saja Ariana membuyarkan lamunan Gea.
“Liat apaan sih? Sampai ngiler gitu” Kata Ariana ngeledek Gea.
“Apaan sih? Nggak ada kok” Malu-malu Gea menjawabnya.
“Haha, becanda kali say, ke kantin yuk, laper nih.” Ajak Ariana.
“Enggak deh, nggak laper soalnya.”
“Beneran? Ya udin, aku tinggal.”
Tiba-tiba Harris dan teman-temannya pindah dari tempat itu dan pandangan Gea pun teralihkan ke kantin. “Kantin?” Batin Gea.
“Tunggu, Ariana?” Dengan sedikit teriak.
“Apa lagi? Mau pesen sesuatu.”
“Aku ikut.”
“Nah gitu dong.”
Gea hanya bisa megikuti kemana Harris pergi semampunya, agar terobati rasa rindu yang menyelubungi hatinya.
**skip
Malam ini, masih seperti malam-malam biasa. Gea di tumpuk dengan tugas-tugas kuliahnya. “Deathline lagi, deathline lagi. Besok dikumpul, malam baru dikerjain.” Batin Gea. Tiba-tiba terdengar dering Handphone-nya yang masih tergeletak di dalam tas, kemudian mengambilnya.
“Nomor baru?”
Gea ragu untuk mengangkatnya.
“Aggh sudahlah nggak usah di angkat, pasti hanya salah sambung”
Setelah beberapa menit, Handphone Gea berdering lagi, dengan nomor yang berbeda. Dengan rasa penasaran Gea pun langsung mengangkatnya.
“Assalamualaikum” Terdengar suara sedikit serak yang meneleponnya.
“Waalaikumussalam” Kata Gea dengan sedikit ragu.
“Kamu bisa kerumah sakit sekarang nggak?”
Gea bingung, nggak tau siapa penelepon itu, tiba-tiba saja menyuruh dia datang ke rumah sakit. Siapa juga yang sakit, pikir Gea. Gea tidak punya keluarga disini, dia hanya anak kost, jauh dari keluarga.
“Haloo, haloo Gea.”
Terdengar penelepon itu menyebut namanya, dan Gea pun tersentak kaget, kenapa penelepon itu tau namanya.
“Ini sebenarya siapa?” kata Gea sedikit ketakutan.
“Iya maaf, aku lupa ngenalin diri aku, aku Harris.”
Hah Harris, Gea pun tersentak kaget, jantungnya berdebar tak karuan, entah mimpi apa kemarin.
“Cepet kerumah sakit” Ucap Harris yang sedikit memaksa.
“Memang siapa yang sakit?” Tak sempat lagi Gea mengetahui siapa sebenarnya yang sakit, dan kenapa Harris yang menyuruhnya datang ke sana.Harris sudah menutup teleponnya. Tak banyak berpikir, Gea pun langsung berangkat menuju ke rumah sakit itu.
**skip
Terlihat dari kejauhan Harris sedang duduk menunggu seorang pasien di depan sebuah kamar rumah sakit. Gea pun langsung mendekati Harris.
“Hai, Harris” Gea mengacaukan pikiran Harris.
“Hai, Gea cepet duduk.”
“Memangnya siapa yang sakit?” Gea pun langsung menanyakannya tanpa banyak basa basi, mengingat tugas kuliahnya belum selesai.
“Itu, itu, temen kamu.”
“Siapa? Ariana?” Gea mencoba menebak-nebak.
“Iya Ariana.”
“Ariana kenapa?” Tambah panik.
“Jadi gini…”
Tiba-tiba saja ada seseorang datang mendekati mereka.
“Harris, cepet antar aku pulang, kan Ariana sudah ada yang nungguin.” Kata Nita.
“Dia siapa?” Gea tambah bingung.
“Oh iya, kenalin, aku Nita pacarnya Harris.” Nita memperkenalkan diri.
“Pacarnya Harris.” Batin Gea.
**skip
            Setelah beberapa menit menunggu.
“Gimana dok, keadaan Ariana?” Gea langsung menanyakan pada dokter yang telah memeriksa keadaan Ariana.
“Teman kamu tidak apa-apa kok, hanya sedikit shock. Luka di tangannya juga tidak terlalu parah, dia bisa pulang malam ini juga.”
“Baiklah dok, terima kasih.”
Setelah Gea menebus obat di apotek rumah sakit, dia pun langsung menemui Ariana dan mengajaknya pulang.
**skip
“Gea keluar yuk”. Ajak Ariana.
“Kamu kan masih sakit, apaan sih?”
“Aku bosan kali Gea, udah 3 hari ngurung di kamar.”
“Ya tetap aja, pokoknya kamu harus tetap istirahat. Kalau mau, sama Yusha aja, biar dia bisa lebih jagain kamu”
“Nggak ah, entar yang ada aku di omelin. Kemarin aja aku kena semprot dia, kenapa nggak ngehubungi aku pas kemarin masuk rumah sakit, kenapa ini lah itu lah. Ammpun dah Gee. Sudah sakit ini tangan, telinga juga tambah sakit. Cerewetnya melebihi ibu-ibu” Ucapnya sedikit histeris.
“Itu artinya?” Gea melempar pertanyaan pada Ariana.
“Dia sayang sama aku.” Kata Ariana dengan tersipu malu.
Berselang beberapa menit, Gea pun memberanikan diri untuk menanyakan tentang Harris, kenapa pada saat Ariana berada di rumah sakit, Harris ada di sana malahan Harris yang memberitahu Gea tentang Ariana.
“Aku mau nanya sesuatu sama kamu.” Gea membuka percakapan.
“Nanya apaan? Serius banget.”
“Kemarin kan saat kamu masuk rumah sakit, yang ngabarin aku si Harris.” Belum sempat Gea melanjutkan kata-katanya sudah di potong oleh Ariana.
“Oh itu, sebenarnya Harris itu sepupu aku.”
“Hah, sepupu kamu.” Mata Gea pun langsung melotot, kaget, senang, campur aduk.
“Memangnya kenapa?” Ariana lebih kaget lagi melihat tingkah Gea yang menjadi tidak karuan dan tak terdifinisi itu.
“Nggak papa.” Gea pun bersikap normal kembali.
“Sakit nih anak.” Sambil meletakkan tangannya ke jidat Gea.
“Apaan sih, nggak.”
“Terus kamu kenapa kaget gitu.”
“Situ yang kaget.”
“Aku kaget, karena ngeliat respon kamu yang kaya gitu.”
“Udah udah nggak usah di bahas.”
“Aku mau bahas, soalnya kamu yang mulai duluan.”
“Please Ariana.”
“Please juga.”
“Oke aku nyerah.”
“Jadi?”
“Jadi apaan?”
“Jadi kamu suka sama Harris.”
“hah Ariana apaan sih? Kenal juga enggak?”
“Masa nggak kenal, kata Harris kamu pernah satu sekolah sama dia dulu di SMP, ayoo ngaku.”
“Bener Harris ngomong gitu?”
“Ya iya lah.”
Gea tidak menyangka, ternyata Harris mengenalnya. Gea pun menanyakan pada Ariana, bagaimana bisa dia sepupuan sama Harris, setau Gea mereka tidak pernah bertemu dan tiba-tiba saja Ariana menyatakan kalau Harris itu sepupunya.
“Jadi gini ya Gea, aku kasih tau. Mama nya Harris itu kakak dari Mama aku, dan kami kebetulan tinggal di kota yang berbeda.”
“Terus?”
“Terus kenapa aku nggak pernah terlihat akrab atau kenal dia, karena kami nggak mau aja di ketahui teman yang lain. Cuma beberapa aja yang tau, termasuk Nita.”
“Nita pacarnya Harris?”
“hahaha, bukan. Cuma teman kok.”
“Tapi Nita bilang?”
“Nita bilang gitu, soalnya dia suka sama Harris, tapi sayangnya Harris nggak pernah suka sama dia.”
“Kenapa Harris nggak suka?”
“Dia bilang sih, karena dia menyukai perempuan yang lain?”
“Kamu tau siapa?”
“Enggak, Harris nggak mau ngasih tau siapa perempuan itu, dia bilang itu secret. Kamu kok kepo banget sama Harris?” Ariana mulai penasaran dengan sikap Gea yang seperti ingin selalu tau tentang Harris.
“Pengen tau aja, emang nggak boleh?”
“Tapi, yang aku lihat dari kaca mata kuda ku, ini terlihat sedikit berbeda.”
“Apaan sih, so paranormal deh.” Gea menangkal dugaan Ariana dan langsung mengalihkan pembicaraan, menanyakan kenapa saat tu ada Nita. Ariana pun menceritakan kejadian kemarin yang menimpanya bahwa Nita yang nemuin Ariana di jalan sedang di gangguin sama orang yang tidak di kenal, dan sempat melayangkan pisau ke tangan Ariana. Nita yang memang jago silat langsung menolong Ariana, dan cepat-cepat membawa Ariana ke rumah sakit, kebetulan Nita tau kalau Ariana sepupunya Harris, dia langsung memberi tahu Harris.
**Skip
“Hai, sendiri aja?” Harris mendekati Gea yang sedang duduk membaca novel.
“Iya sendiri.” Ariana menanggapi dengan cuek, sebelum tau kalau itu adalah Harris.
“Suka baca ya?”
“Iya.” Gea pun mengarahkan pandangannya pada orang yang menegurnya itu. Alangkah terejutnya Gea ternyata itu adalah Harris.
“Oh iya ini ada titipan dari Ariana, katanya disimpan baik-baik. Aku kesana dulu ya? Ada yang mau aku ambil.” Harris pun pergi meninggalkan Gea.
Gea pun menyesali perbuatannya, kenapa dia bertingkah cuek tadi. Aaaggghhh. Dengan sedikit kesal, Gea beranjak dari tempat itu.
**Skip
Terdengar bunyi pesan masuk dari handphone Gea. Gea pun langsung membuka pesan itu.
            Assalamualaikum. Hai Gea, besok mau tidak nonton film terbaru Indonesia. Kalau mau, jam 4 aku tunggu di depan kost kamu.
Harris.
Alangkah terkejutnya Gea mendapatkan pesan itu. “Dari mana Harris medapatkan nomor teleponnya, ah pasti itu dari Ariana.” Batin Gea.
Mana bisa Gea menolak ajakan Harris. Besoknya mereka pun pergi ke bioskop. Dari situ, mereka pun menjadi akrab dan semakin akrab.
Beberapa minggu kemudian, Harris pun berniat ingin menyatakan cintanya pada Gea, ya karena selama ini perempuan yang Harris suka itu adalah Gea. Teman satu sekolah saat SMP dulu. Walaupun perkenalan saat SMP dulu tidak terlalu berkesan, namun ingatan itu selalu ada di benak Harris. Saat Gea di bully teman-temannya karena dandannya yang culun. Pernah suatu ketika Harris sudah tidak tahan lagi dengan sikap teman-temannya yang meledek Gea, Harris pun membela Gea, dan 1 minggu kemudian Gea langsung pindah dari sekolah itu.
            Alangkah senangnya Harris, di kuliahan ini dia dipertemukan lagi dengan Gea, di tambah lagi dengan penampilan Gea yang tidak culun lagi. Dan hari ini Harris bertekad ingin meluapkan perasaanya kepada Gea. Entah Gea akan menerimanya atau tidak Harris sudah siap dengan jawabannya nanti.
            Sudah 1 jam Harris menunggu Gea di taman itu, namun Gea tidak kunjung datang. Harris pun mulai cemas, kemana Gea, apa terjadi sesuatu dengan Gea. Harris mulai bertanya-tanya dengan hatinya. Mencoba untuk menghubungi Gea, namun ponselnya tidak aktif. Bertambah cemas lah hati Harris. Namun Harris tetap menunggu, kalau-kalau Gea masih di jalan namun terjebak macet.
            Beberapa menit kemudian, Gea pun datang. Harris pun langsung menanyakan pada Gea, apakah dia baik-baik saja.
“Aku baik kok”.
“Terus kenapa lama.”
“Sengaja, aku ingin melihat apakah kamu mampu menungguku.” Dengan senyum penuh kemenangan.
“Ya ampuun, Gea. Senang ya membuat aku khawatir.”
“Hah kamu khawatir?”
“Enggak, sama sekali enggak.”
Gea pun menampakkan wajahnya yang manyun karena tingkah Harris yang labil seperti itu.
“Oke baiklah, coba tutup mata kamu.”
“Buat apa?”
“Udah turutin aja.”
“Awas ya kalau macam-macam.”
“Enggak, swear.” Harris meyakinkan.
Gea pun menuruti keinginan Harris. Setelah selang beberapa menit tak ada instruksi apapun dari Harris. Gea pun cukup lelah menutup matanya dengan posisi berdiri.
“Harris, sekarang apa?”
Tidak ada jawaban apapun dari Harris. Gea pun langsung membuka matanya. Penglihatan Gea pun sedikit kabur karena menutup matanya dengan lama. Setelah penglihatan Gea fokus. Gea pun tidak menemukan Harris di tempat itu. Gea serasa dipermainkan oleh Harris. “Okeh jadi gini balasan Harris.” Batin Gea.
Seperti ada langkah seseorang di belakang Gea. Gea pun langsung memalingkan tubuhnya ke belakang. Terlihat Harris bersama Ariana sedang membawakan sebuah kue ulang tahun kepadanya, karena hari itu bertepatan dengan ulang tahun Gea. Gea pun terharu dan sempat meneteskan air matanya. Setelah perayaan ulang tahun Gea, Harris pun memberikan sebuah kado pada Gea.
“Gea, ini ada sesuatu buat kamu.”
“Makasih Harris.” Bertambahlah kebahagiaan Gea.
“Ayo di buka.” Pinta Ariana.
Gea pun membuka kado dari Harris. Kado itu ternayata adalah sebuah cincin. Di dalamnya ada sebuah kertas, bertuliskan “Aku Mencintaimu. –Harris-
“Aku juga mencintaimu Harris.” Dengan pelan Gea juga mengungkapkan cintanya pada Harris.
“Ouuhh so sweeeettt.” Ariana tidak bisa menahan perasaanya untuk mengatakan itu.
Gea benar-benar speechless, tidak bisa berkata apapun lagi.
“Itu buat kamu, di pakai ya.” Kata Harris dengan senyumnya yang mematikan.
“Iya, makasih ya.” Gea membalas senyuman Harris.
“Gea aku mau ngomong sesuatu sama kamu, tapi jangan sedih.” Harris mulai berbicara serius pada Gea.
“Memangnya mau ngomong apa?” Gea penasaran.
“Jadi gini.”
“Eh bentar.” Ariana memotong pembicaraan mereka.
“Aku udah di jemput nih sama Yusha. Aku tinggal ya.”
Yusha adalah pacarnya Ariana, yang kebetulah ada pekerjaan lain, jadi Yusha tidak bisa ikut merayakan ulang tahun Gea.
“Iya Gea, selamat ulang tahun ya. Ini dari aku sama Ariana” Sambil menyerahkan sebuah kado untuk Gea.
“Iya makasih ya.”
Ariana dan Yusha pun meninggalkan Gea dan Harris di taman itu.
“Jadi gini.” Harris membuka percakapannya lagi kepada Gea.
“Iya gini apa? Dari tadi gini-gini mulu”
“Besok kayanya, aku nggak bakal ke kampus deh.”
“Emang kenapa? Kamu sakit? Atau apa?” Gea menebak-nebak alasan Harris untuk tidak masuk kuliah.
“Bukan, bukan itu.”
“Terus apa?”
“Aku dapat beasiswa keluar negeri, dan besok rencananya aku sudah mau berangkat.”
“Apa, serius? Kamu pasti bercanda kan?”
“Aku serius Gea.”
“Kenapa mendadak seperti ini.” Gea terkejut setengah mati.
“Iya ini memang cukup mendadak, dan maaf baru sekarang bilangnya.”
“Kamu nggak tau apa perasaan aku kaya gimana?”
“Iya Gea, aku tau.”
“Harris, kamu itu nggak tau perasaan aku kaya gimana.”
“Aku tau Gea.”
“Kalau kamu tau, kenapa baru bilang sekarang? Itu sangat menyakiti hati aku Harris.”
Gea tidak tahan lagi menatap mata Harris. Gea langsung menundukkan pandangannya. Tak mampu lagi Gea membendung air matanya. Cinta yang selama ini Gea tunggu-tunggu memang telah datang, tapi dengan sekejap mata ingin meninggalkannya.
“Walaupun kita berada di tempat yang berbeda, tapi hati kita tetap disini Gea.” Harris mencoba menenangkan Gea.
“Kamu tidak mengerti betapa lelahnya aku menunggumu. Betapa tertatihnya aku menatapmu dari kejauhan. Betapa sakitnya hatiku saat kamu …”
“Sudah cukup Gea.”
Hanya suara tangisan Gea yang memecah keheningan di antara mereka saat mereka tidak bisa berkata apapun lagi. Setelah cukup lama Gea menangis.
“Nih, kasian jilbabnya basah” Harris pun memberikan sebuah sapu tangan pada Gea.
Gea tidak habis pikir, sempat-sempatnya Harris seperti itu.
“Ya udah, aku mau pulang dulu, soalnya aku belum pecking buat besok.”
Mendengar kata-kata Harris seperti itu, Gea pun menambah tangisannya.
“Udah nangisnya, aku cuma becanda kok sayang.”
Gea pun tersontak kaget dan langsung berdiri mendengar kata-kata Harris yang mengatakan bahwa dia hanya bercanda.
            Penantian Gea selama ini pun tidak sia-sia. Gea hanya perlu menunggu. Karena menunggu itu pasti pernah di jalani oleh semua orang. Sabar adalah kuncinya. Jika saat ini di hatimu telah ada seseorang, entah orang itu dari masa lalu kamu atau kamu baru saja mengenalnya. Cukup buktikan kesetiaan cintamu padanya. Karena cinta itu titipan dari Tuhan untukmu. Yang patut kamu nikmati, walau terkadang itu menyakitkan.
-END-
Karya: Rinawati

Post a Comment

4 Comments