Advertisement

Responsive Advertisement

Artikel Ilmiah IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK SPESIES BURUNG LAYANG-LAYANG DI KAMPUS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Hirundi rustica


 IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK SPESIES BURUNG LAYANG-LAYANG

DI KAMPUS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


Oleh: 

RINAWATI

Program studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unlam

ABSTRAK

Penurunan populasi burung saat ini sangat mengancam keberadaannya yang mana hal ini dikarenakan penurunan kualitas lingkungan dan hilangnya habitat mereka, tentunya sangat di pengaruhi oleh aktivitas manusia yang mengatasnamakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di lingkungan Universitas Lambung Mangkurat sendiri, dapat kita temukan populasi burung dengan jumlah spesies yang cukup banyak. Salah satu spesiesnya yaitu layang-layang. Tujuan dari penelitian ini tentunya untuk mengetahui karakteristik yang di miliki burung layang-layang, yang jarang sekali di ketahui oleh Mahasiswa khususnya mahasiswa FKIP/ Pendidikan Biologi yang berada di kawasan UNLAM. Pada penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, yang mana dilakukan pengamatan langsung ke kawasan tersebut dengan cara menggambar sketsa burung yang dapat diamati dari morfologinya. Pada sketsa tersebut juga di beri keterangan warna, misalnya warna di sekitar kepala, warna paruh, warna bulu sayap, warna ekor, dan warna bagian perutnya. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sketsa, juga keterangan ciri morfologinya, seperti ukuran tubuhnya yang berpatokan dengan Burung Gereja (lebih besar atau lebih kecil), bentuk paruh, dan panjang kakinya. Dari pengamatan tersebut, maka ditemukanlah burung layang-layang. Pengambilan data dilakukan hanya satu kali. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa ciri-ciri burung layang-layang mempunyai warna yang dominan hitam, seperti warna bulu, warna paruh, warna dada, dan warna punggung. Dibandingkan dengan ukuran tubuh Burung Gereja, burung tersebut memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan Burung Gereja. Dapat disimpulkan bahwa spesies burung layang-layang tersebut memiliki nama ilmiah Hirundo rustica.

Kata kunci: Identifikasi, Burung Layang-Layang, Karakteristik Burung Layang-Layang, Universitas Lambung Mangkurat

Alamat korespondensi: Telp.085345145764, Email: rinarianawa@gmail.com


PENDAHULAN

 

Indonesia merupakan salah satu negara prioritas utama dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati karena memiliki biodiversity yang paling besar di dunia. Kota sebagai pusat aktivitas manusia semakin tidak memberikan ruang lingkup untuk kehidupan burung karena hilangnya pohon-pohon besar yang dapat digunakan sebagai salah satu habitat burung. Universitas Lambung Mangkurat merupakan universitas yang paling unggul di Kalimantan Selatan yang juga sebagai sebuah Instansi yang memiliki lahan yang cukup luas yaitu sekitar 50 ha. Di kawasan UNLAM sendiri banyak ditumbuhi berbagai pohon-pohon besar yang memungkinkan untuk dapat dijadikan habitat burung. Wilayah Indonesia ditempati oleh 1598 jenis burung sebagai bersifat menetap dan sebagain lagi bersifat migran (Sukmantoro, 2007).

Salah satu spesies Burung yang ditemukan di kawasan Universitas Lambung Mangkurat yaitu Burung layang-layang yang memiliki nama ilmiah Hirundo rustica. Burung ini tidak mempunyai jam aktif tertentu dan aktif sepanjang hari yang berkeliaran melayang di udara dan hinggap pada cabang pohon yang mati. Kehadiran suatu jenis burung tertentu pada suatu kawasan, pada umumnya disesuaikan dengan kesukaannya terhadap habitat tertentu (Huwes dkk, 2003). Burung memiliki kemampuan untuk memilih habitat yang sesuai dengan ketersediaan sumber daya yang mendukung kebutuhan hidupnya (Wiens, 1992 : Krebs & Davis, 1978).

Pengamatan dilakukan dengan mengamati warna bulu dan ciri-ciri dari tubuh burung tersebut. Banyaknya jenis aves atau burung di wilayah UNLAM merupakan indikator yang sangat baik untuk kesehatan lingkungan dan nilai keanekaragaman hayati lainnya (Mas Untung, 2012).

Dari uraian di atas, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui karakteristik yang di miliki burung layang-layang, yang jarang sekali di ketahui oleh Mahasiswa khususnya mahasiswa FKIP/ Pendidikan Biologi yang berada di kawasan UNLAM.


METODE PENELITIAN


Pada penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif, yang mana dilakukan pengamatan langsung ke kawasan tersebut dengan cara menggambar sketsa burung yang dapat diamati dari morfologinya. Pada sketsa tersebut juga di beri keterangan warna, misalnya warna di sekitar kepala, warna paruh, warna bulu sayap, warna ekor, dan warna bagian perutnya. Selain itu, hal yang perlu di amati dalam pembuatan sketsa, juga keterangan morfologinya, seperti ukuran tubuhnya yang berpatokan dengan Burung Gereja (lebih besar atau lebih kecil), bentuk paruh, dan panjang kakinya. 

Metode diskriptif ini juga dikatakan sebagai metode yang dimaksudkan untuk menggambarkan “apa adanya” tentang suatu gejala atau keadaan tetapi tidak dimaksudkan untuk menguji suatu hipotesis (Faulida, 2013). 

Data yang diperoleh dianalisa secara deskriftif dengan melihat isian tabel pengamatan, sketsa, dan validasi menggunakan pustaka. Kemudian untuk data pengamatan mengenai morfologi burung layang-layang yang didapatkan di Kawasan Universitas Lambung Mangkurat ini ditampilkan dalam bentuk tabel dan deskripsi jenis.

HASIL 

Dari hasil pengamatan yang dilakukan dilokasi penelitian, setiap praktikan mempunyai tugas untuk mengidentifikasi jenis burung yang terdapat di kawasan Universitas Lambung Mangkurat. Salah satu jenis burung yang teridentifikasi yaitu Burung Layang-Layang yang mempunyai nama ilmiah Hirundo rustica. >

PEMBAHASAN

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di kawasan Universitas Lambung Mangkurat, yang mana pengamatan dilakukan pada waktu pagi menjelang siang ditemukanlah Burung Layang-Layang (Hirundo rustica) yang memiliki ciri-ciri morfologi kepala dan paruh yang berwarna hitam, bagian dada berwarna hitam, bagian perut berwarna hitam, bulu sayap berwarna hitam, dan kaki yang juga berwarna hitam, serta bulu ekor berwarna hitam. Dapat dikatakan warna yang mendominasi Burung Layang-Layang adalah hitam. Burung Layang-Layang memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari Burung Gereja. Burung ini juga memiliki ukuran kaki yang pendek, namun memiliki ukuran ekor yang panjang. Burung Layang-Layang (Hirundo rustica) merupakan burung berkelompok dengan jumlah yang banyak. Biasanya burung ini hinggap di cabang pohon yang mati, kabel listrik dan melayang di udara. Adapun tempat hinggapnya burung ini dengan ketinggian 10-15 m.

Berdasarkan literatur Burung Layang-Layang (Hirundo rustica) ini memiliki ciri khas yaitu kepala dan paruh yang berwarna coklat dan hitam, bagian dada berwarna putih keabu-abuan, bagian perut berwarna coklat, bulu sayap berwarna hitam abu-abu, kaki berwarna kemerah jambuan, bulu ekor berwarna hitam, tipe paruh pemakan nektar dan ukuran paruh mencapai 13 cm. Burung Layang-Layang (Hirundo rustica) merupakan jenis burung yang menyukai tempat terbuka. Burung memiliki kemampuan untuk memilih habitat yang sesuai dengan ketersediaan sumber daya yang mendukung kebutuhan hidupnya. Adapun peran burung yaitu membantu penyerbukan tanaman, khususnya tanaman yang mempunyai perbedaan antara posisi benang sari dan putik dan juga sebagai predator hama (Wiens, 1992: Krebs & Davis, 1978).

Burung Layang-Layang ini memiliki kebiasaan terbang melayang dan melingkar di udara atau terbang rendah di atas tanah atau air untuk menangkap serangga kecil. Biasanya hinggap pada cabang pohon yang mati, tiang, atau kawat telepon. Dalam pencarian makanan mereka mencari sendiri-sendiri, namun berada di suatu tempat dalam jumlah kelompok yang besar, bahkan ketika berada di dalam kota. Tubuh bagian atas berwarna biru seperti baja dan dada putih keabu-abuan. Memiliki iris mata yang berwarna coklat, paruh hitam, dan kaki kemerah jambuan. Burung ini juga merupakan hewan berdarah panas dan membiak dengan cara ovipar atau bertelur (MacKinnon, 1998).

Burung Layang-Layang termasuk burung migran dan yang tersebar di beberapa negara seperti Afrika, Asia, Asia Tenggara, Filipina, Indonesia, Irian, dan Australia. Burung Layang-Layang merupakan sumber kekayaan yang terdapat di Indonesia khususnya di wilayah UNLAM Bnajarmasin, maka dari itu perlu dijaga kelestariaanya. Karena burung ini telah menjadi sumber inspirasi dan memberikan kesenangan kepada masyarakat Indonesia karena keindahan suara dan bulunya. (Faulida, 2013).

KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di wilayah kampus Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Kalimantan Selatan ditemukan beberapa family dan spesies, dan salah satu burung yang ditemukan dan teridentifikasi adalah burung layang-layang yang termasuk ke dalam Family Hirundinidae dengan nama latin Hirundo rustica. Berdasarkan pengamatan, burung ini memiliki ciri-ciri yaitu morfologi di lihat dari warna tubuh di dominasi oleh warna hitam. Ukuran tubuhnya yang berpatokan dengan Burung Gereja ternyata memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan Burng Gereja. Habitat dari burung ini adalah di cabang pohon yang mati, di kabel listrik, dan terbang rendah di atas tanah atau air untuk mencari makan dengan menangkap serangga kecil. Burung Layang-Layang memiliki peranan dalam  membantu penyerbukan bunga, khususnya pada tumbuhan yang mempunyai perbedaan antara posisi benang sari dan putik. Selain itu Burung Layang-Layang juga termasuk predator hama.

SARAN

Indonesia adalah negara yang kaya, sebagai warga negara yang baik, kita harus senantiasa menjaga dan melestarikan burung tersebut, khususnya yang terdapat di kawasan Universitas Lambung Mangkurat. Di dalam sebuah penghijaun juga perlu untuk dipilih tanaman yang mendukung untuk pelestarian kehidupan berbagai jenis burung yang terdapat di Universitas Lambung Mangkurat. Selain itu, kita juga harus bisa mengenali berbagai spesies burung untuk kepentingan pengetahuan minimal nama lokalnya.


DAFTAR PUSTAKA

Faulida. 2013. Artikel Ilmiah Burung Layang-Layang. (http://faulidakitty.blogspot.co.id/2015/01/artikel-ilmiah-burung-layang-layang.html). Di Akses tanggal 9 Januari 2015


Krebs,JR. & NB Davies. 1978. Behavioural ecology: an Evolutionary Approach. 3rd ed. London: Balckwell Scientific Publication.


MacKinnon, J., K. Phillips, and B.V. Balen. 1998. Burung-burung di Sumatra,Jawa, Bali dan Kalimantan. Putlisban Biologi LIPI. Jakarta


Naparin, Ahmad, Mahrudin, dan Dharmono. 2015. Penuntun Praktikum Zoologi Vertebrata. PENERBIT BATANG: Unlam Banjarmasin.


Novarino, Wilson. 2012. Jenis-Jenis Burung di Kawasan Cagar Alam Lembah Harau Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.).


Sukmantoro, W. 2007. Pemantauan Migrasi Burung Pemangsa Tahun 2001-2004 di Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan Nusa Tenggara. (Proseding Seminar Ornitologi Indonesia 2005. Bogor. Indonesia. Di Akses tanggal 7 Januari 2015


Untung, M. 2012. Keanekaragaman Jenis dan Kemelimpahan Burung Di Kawasan Pantai Karst Gunung Kidul D.I Yogyakarta (Skripsi). Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Di Akses tanggal 7 Januari 2015


Wibowo, Yuni. Keanekaragaman Burung Di Kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Di Akses tanggal 7 Januari 2015



Post a Comment

0 Comments